Keistimewaan kelelawar menurut Islam

Gambar
     Masyarakat di berbagai negara kini dibuat cemas dengan ancaman virus korona. Penyakit yang diduga ditularkan hewan kelelawar itu mewabah di Wuhan, China dan kini menyebar di belasan negara. Wabah virus korona yang menjangkiti Kota Wuhan, China diduga lantaran masyarakatnya doyan mengonsumsi sup kelelawar. Penyakit itu ditandai dengan suhu badan tinggi (demam), batuk, dan sesak napas. Dalam pandangan Islam, kelelawar ternyata salah satu makhluk yang marah saat melihat Masjid Baitul Maqdis dibakar. Dalam sebuah riwayat dikutip dari NU Online, disebutkan, kelelawar berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala agar diberi kekuatan sehingga Masjidil Aqsha di Palestina tidak jadi terbakar. لَا تَقْتُلُوا الضَّفَادِعَ فَإِنَّ نَقِيقَهَا تَسْبِيحٌ , وَلَا تَقْتُلُوا الْخُفَّاشَ فَإِنَّهُ لَمَّا خَرِبَ بَيْتُ الْمَقْدِسِ قَالَ: يَا رَبِّ سَلِّطْنِي عَلَى الْبَحْرِ حَتَّى أُغْرِقَهُمْ Artinya: “Janganlah kalian membunuh katak. Sesungguhnya kicauannya adalah tasbih. Dan jangan lah

hakekat Rizki


قَا لُوْا نُرِيْدُ اَنْ نَّأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوْبُنَا وَنَـعْلَمَ اَنْ قَدْ صَدَقْتَـنَا وَنَكُوْنَ عَلَيْهَا مِنَ الشّٰهِدِيْنَ
“Mereka berkata, Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu).”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 113)

قَا لَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوْنُ لَـنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰ خِرِنَا وَاٰ يَةً مِّنْكَ ۚ وَا رْزُقْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“‘Isa putra Maryam berdoa, Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami ataupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 114)


Meja yang mulai panas ini suarakan ketidaksukaan kepada saya, yang saya sedari tadi duduk saja tanpa bicara. Tanpa aktivitas hanya berfikir keras.

“Benar saja, memangnya rasa cinta ini dipandang nya apa? Masihkah tidak percaya!” Begitu terus yang ada di kepala ku seakan menjadi wirid karena sudah berapa bilangan yang kudengungi terus-menerus.

Ya memang tidak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma. Benar kata ahmad dhani. Meskipun ada sanggahan, dengan cerita tentang Nabi Isa yang berdoa, seketika makanan jatuh dari langit. Tetapi itu pun kita masih sepotong untuk memahami kisah perjalanannya.

Kalau kalian tau, dulu hawariyyun beserta bendara nya–Nabi Isa– melakukan ekspedisi menyebarkan risalah ketuhanan. Perbekalan pun habis, bekerja pun tak mungkin karena setiap saat beliau di kejar-kejar oleh pengejar yang menentang ajakan pemuda yahudi dari nazaret tersebut. Terus usaha jualan? Bayangkan, tidak ada uang buat modal, lalu apa yang dijual dan apa yang di kulak. Gak ada.

Disini lah ujian keimanan itu.. perlahan hawariyyun meragukan kenabian Nabi Isa. Keraguan yang masih bimbang itu akhirnya terjelaskan, ketika salah seorang hawariyyun mengemukakan sesambatan nya. “Jika engkau, Isa putra Maryam, benar-benar utusan Tuhan maka turunkanlah makanan kepada kami yang engkau mengetahui sendiri sejak beberapa hari ini tidak makan sama sekali, dan sekaligus membuktikan tentang benar adanya risalah mu” begitu kata salah seorang hawariyyun.

Tidak pakai lama, Nabi Isa berdoa. Datanglah makanan dari lari langit.

Ini adalah pembuktian yang membuktikan tentang kenabian nya. Tidak bermaksud tentang angan semu atau pikiran kotor kita yang cari uang dengan cara tidak bekerja. Meski sedikitnya saya agak percaya, bahwa rejeki tidak datang dari profesi yang saat ini dilakukan. Misal saya bekerja menjadi ojol, dan sehari bisa dapat 70 sampai 120 ribu, itu bisa menjadi 500 ribu karena ada tambahan yang entah itu datang nya darimana yang pasti bukan dari ojol.

Saya hanya memberitahu, bahwa rejeki datangnya dari mana saja, tapi tidak datang dengan cuma-cuma. Yang penting ada bentuk usaha yang nyata. Bukankah beribadah itu tidak berdiam saja ? Pastinya kan ada gerakan, bacaan, dan amal-amal yang lain, bukan ??

Apa perihal cinta pun demikian.. entahlah..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manunggaling kawula Gusti

Ruh yang Agung